Pada jaman sekarang pemuda merupakan generasi harapan bangsa. Maju
tidaknya suatu bangsa bisa dilihat dari pemudanya sehingga pemuda
mempunyai tuntutan supaya berkualitas dan cerdas. Semakin banyaknya
pemuda yang berkualitas dan cerdas akan menjadi investasi besar bagi
perkembangan dan kemajuan bangsa. Harapan akan bangkitnya bangsa
Indonesia akan mulai terbuka lebar jika para pemudanya mau bergerak
serentak membangun bangsa tanpa ada tekanan dan ancaman dari pemerintah,
justru pemerintah harusnya mendukung dan memfasilitasi para pmuda yang
ingin menjadi pejuang bangsa.
Berbagai cara bisa dilakukan oleh siapapun, baik dari kalangan
pemerintah, swasta ataupun individu pribadi untuk menjadikan para pemuda
bangsa ini menjadi kunci kemajuan suatu bangsa. Sebagai kunci kemajuan
suatu bangsa pemuda harus dapat menjadi seorang pemimpin atau berjiwa
pemimpin. Dalam buku John C. Maxwell dikatakan bahwa seorang pemimpin
yang ideal adalah pemimpin yang berada pada level tengah sehingga dia
melakukan proses kepemimpinan ke atas, ke samping dan ke bawah. Kalau
pandangan Maxwell ini diterapkan pada jiwa pemuda Indonesia, maka akan
tercipta pemimpin-pemimpin yang hebat untuk masa depan bangsa Indonesia.
Salah satu langkah sederhana yang dapat dimulai oleh para pemuda
untuk menjadi harapan bangsa adalah dengan membudayakan membaca. Dengan
membaca, setiap pemuda akan semakin terasah pemikirannya sehingga akan
meningkatkan kemampuan dalam bidang yang ditekuni. Misalnya, seorang
pemuda yang suka politik bisa mulai dengan membaca sistem dan sejarah
perpolitikan Indonesia. Pemuda yang menyukai bidang hukum dapat membaca
dan membahas buku tentang hukum positif di Indonesia, begitu pula dengan
yang lainnya. Kemampuan pemuda masa kini akan menjadi penentu Indonesia
tiga puluh tahun mendatang.
Pemuda juga perlu diajak untuk tidak memikirkan dirinya sendiri.
Seperti apa yang dijelaskan dalam buku Maxwell bahwa pemimpin itu dia
bisa memimpin atau mempengaruhi ke atas, ke samping dan ke atas. Ini
artinya sebagai seorang pemimpin, pemuda harus peduli pada lingkungan
sekitarnya atau minimal bisa mengenal dengan baik orang-orang di
sekitarnya. Banyaknya persoalan yang membutuhkan sumbangsih pemuda,
terlebih pada persoalan sosial-politik, menjadi pemuda memiliki peran
penting bagi suatu bangsa. Pemuda yang hebat dan potensial menjadi
investasi besar bagi ketahanan nasional suatu bangsa. Ketahanan nasional
itu sendiri, menurut Wan Usman adalah aspek dinamis suatu bangsa,
meliputi semua aspek kehidupan untuk tetap jaya di tengah keteraturan
dan perubahan yang selalu ada. Konsep Ketahanan Nasional suatu bangsa
dilatarbelakangi oleh kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara
sehingga ia mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya meskipun
mengalami berbagai gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun
dari luar. Ketahanan (kemajuan) suatu bangsa untuk tetap jaya,
mengandung makna keteraturan (regular) dan stabilitas yang di dalamnya
terkandung potensi untuk terjadinya perubahan (the stability idea of changes).
Jika dikaitkan antara konsep ketahanan nasional Wan Usman dengan
kepemudaan, maka pemuda ini mengandung potensi yang besar untuk
perubahan, dalam artian perubahan yang mengarahkan bangsa ke masa depan
yang lebih baik. Dalam bahasa mahasiswanya, pemuda merupakan agent of change.
Sebagai agent of change, mahasiswa atau pemuda harus
mengambil peran dalam memajukan bangsa dan meningkatkan ketahanan
nasional. Banyak hal bisa dilakukan sebagai wujud kontribusi. Salah satu
hal pokok yang terkait dengan hal itu adalah tentang pandangan politik.
Politik sangat mempengaruhi berjalannya kebijakan-kebijakan publik.
Dalam lingkup yang lebih kecil, bagaimana supaya para pemuda menjadi
penggerak perubahan ke arah yang lebih baik bagi sesama pemuda lainnya.
Perkembangan zaman telah sama-sama kita saksikan, ribuan pemuda terlena
dalam kemudahan, membuat sebagian menyukai proses instant tanpa memperdulikan pembelajaran yang didapatkan dari suatu peristiwa hidup.
Pandangan atau pemikiran seorang pemuda itu memiliki peran yang
sangat penting dalam proses kontribusi. Ketika seorang pemuda ingin
bertindak dan beraktivitas pasti akan mempertimbangkan segala
kemungkinannya dari apa yang dilakukan. Dengan pandangan yang luas dan
pemikiran yang positif dari hasil proses belajar menjadikan para pemuda
itu cerdas dalam bertindak dan beraktivitas sehingga apa saja yang
dilakukan harus bisa memberikan manfaat bagi banyak orang terutama bagi
bangsanya atau minimal bagi dirinya sendiri.
Dalam buku Peran Generasi Muda dalam Ketahanan Nasional karya
Erlangga Masdian, Dwi Agus Susilo dan Suratman dijelaskan mengenai
konsep pemuda, ketahanan nasional, dan peran pemuda dalam ketahanan
nasional. Dijelaskan bahwa makna pemuda memiliki arti yang beragam.
Secara harfiah, diartikan bahwa youth yang diterjemahkan sebagai pemuda, adalah the
time of life between childhood and maturity; early maturity; the state
of being young or immature or inexperienced; the freshness and vitality
characteristic of a young person. Dari definisi ini, maka dapat
diinterpretasikan pemuda adalah individu dengan karakter yang dinamis,
bahkan bergejolak dan optimis namun belum memiliki pengendalian emosi
yang stabil. Dalam Keputusan Menpora Nomor 84/Menpora/Tahun 1999 tentang
Visi Generasi Muda Memasuki Millenium III (Kebijakan dan Strategi)
disebutkan bahwa pengertian generasi muda adalah golongan yang berusia
0-30 tahun. Generasi muda ditinjau dari segi biologis, terdapat istilah
bayi (usia 0-1 tahun), anak (usia 1-12 tahun), remaja (usia 12-15
tahun), pemuda (usia 15-30 tahun), dan dewasa (usia 30 tahun).
Sementara itu istilah kaum muda pertama kali diperkenalkan oleh Abdul
Rivai pada tahun 1905 di majalah Bintang Hindia No. 14. Kaum muda oleh
Rivai didefinisikan sebagai seluruh rakyat Hindia (muda atau tua) yang
tidak lagi bersedia mengikuti aturan kuno. Sebaliknya, mereka
berkehendak untuk memuliakan harga diri melalui pengetahuan dan ilmu.
Sejak itulah istilah kaum muda digunakan secara luas dalam liputan media
dan wacana publik oleh kaum muda terdidik. Istilah kaum muda dijadikan
kode eksistensial sebuah entitas kolektif yang berbagi titik kebersamaan
dalam ambisi untuk memperbarui masyarakat Hindia melalui jalur
kemajuan.
Bila melihat pada sejarah perjalanan bangsa Indonesia, kiprah kaum
muda selalu mengikuti setiap tapak-tapak penting sejarah. Pemuda selalu
menjadi kekuatan utama dalam proses modernisasi dan perubahan. Dan
biasanya pula pemuda jenis ini adalah para pemuda yang terdidik. Mereka
mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya,
sifat kritisnya, kematangan logikanya dan kebersihannya dari noda orde
masanya. Angkatan 1908, Angkatan 1928, Angkatan 1945, Angkatan 1966,
Angkatan 1974 dan Angkatan 1998 adalah sebutan bagi para pemuda di
jamannya yang melakukan pembaharuan. Angkatan 1908 dan Angkatan 1928
merupakan angkatan pemuda yang melakukan pencerahan kepada rakyat atas
penindasan kolonialisme. Angkatan 1908 mendapat inspirasi dari asiatic
reveil (kebangkitan bangsa-bangsa Asia) akibat kemenangan Jepang
terhadap Rusia pada tahun 1904-1905, sehingga mulai tumbuh kesadaran
sebagai bangsa.
Berdasarkan semua proses tersebut, dapat diartikan bahwa pemuda atau
kaum muda itu memiliki peran yang besar bagi suatu bangsa terutama
terkait ketahanan nasional karena pemuda atau kaum muda itu mempunyai
peran yang cukup besar dalam aspek kemasyarakatan. Pemuda atau kaum muda
yang menjadi agent of change ini juga banyak yang turun secara langsung
ke dalam lingkungan masyarakat. Mereka mempelajari, mendalami dan
berusaha memperjuangkan nasib rakyat yang tertindas. Hal ini juga
berkaitan erat dengan daya tahan bangsa karena sudah mencakup banyak
elemen sosial atau kemasyarakatan. Seperti dalam buku karya Erlangga
Masdian, Dwi Agus Susilo dan Suratman dijelaskan bahwa konsepsi
Ketahanan Nasional merupakan suatu konsep di dalam pengaturan dan
penyelenggaraan dan keamanan yang mencakup segenap kehidupan bangsa yang
dinamakan Astagatra, yang meliputi aspek alamiah (Trigatra) dan aspek
sosial (Pancagatra). Trigatra meliputi posisi dan lokasi geografi
negara, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan penduduk.
Pancagatra merupakan aspek sosial kemasyarakatan terdiri dari ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan
(Ipoleksosbudhankam). Antara gatra yang satu dengan yang lain terdapat
hubungan yang bersifat timbal balik dengan hubungan yang erat yang
saling interdependensi, demikian juga antara Trigatra dan Pancagatra.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa segenap aspek tersebut merupakan
suatu keseluruhan yang serasi.
Peran pemuda dalam ketahanan nasional ini sangat penting. Pemuda
sebagai bagian dari potensi pembangunan harus berdaya agar mampu
berkiprah dalam menghadapi tantangan global. Jumlah pemuda yang mencapai
80 juta orang merupakan potensi yang sangat besar. Keberdayaan pemuda
sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya pemuda dilakukan melalui
dorongan, bimbingan, kesempatan, pendidikan, pelatihan dan panduan
sehingga mempunyai kesempatan untuk tumbuh sehat, dinamis, maju,
mandiri, berjiwa wirausaha, tangguh, unggul, berdaya saing, demokratis,
dan bertanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Selain itu sebagai generasi harapan bangsa, pemuda itu diharapkan
mampu memahami konsep Wawasan Nusantara. Dalam konteks Indonesia Wawasan
Nusantara merupakan wawasan nasional Indonesia (Indonesia national outlook)
yang dikembangkan dan dirumuskan dalam rangka mencapai cita-cita dan
tujuan nasional dengan mempertimbangkan pandangan geopolitik Indonesia,
sejarah perjuangan dan kondisi sosial budaya bangsa. Bagi Indonesia,
Wawasan Nusantara merupakan pedoman dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara menuju perwujudan Indonesia
sebagai satu kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan
sosial budaya, dan satu kesatuan pertahanan keamanan. Pemuda, sebagai
bagian dari bangsa, harus mampu memahami wawasan ini, sehingga dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, peran pemuda tetap sebagai garda
depan pembangunan. Dengan memahami konsep tersebut maka pemuda harapan
bangsa itu dapat mengetahui lebih mendalam peran pemuda dalam ketahanan
nasional. Bahwa untuk memajukan bangsa itu butuh pemuda-pemuda yang
berkualitas dan memahami konsep-konsep dalam suatu bangsa sehingga akan
lebih menjiwai dan menjalankan perannya dengan baik.
Hal lain yang berpengaruh besar bagi pemuda adalah rasa nasionalisme.
Dalam buku Rgionalisme, Nasionalisme dan Ketahanan Nasional karya
Ichlasul Amal da Araidy Armawi dijelaskan bahwa nasionalisme merupakan
salah satu unsure dalam pembinaan kebangsaan atau nation-building.
Dalam proses pembinaan kebangsaan semua anggota masyarakat bangsa
dibentuk agar berwawasan kebangsaan serta berpola tatalaku secara khas
yang mencerminkan budaya mauun ideologi. Proses pembinaan kebangsaan
memang unik bagi tiap bangsa. Bagi Indonesia yang terdiri dari
masyarakat yang plural dan heterogen akan lebih mengedepankan wawasan
kebangsaan yang unsur-unsurnya adalah rasa kebangsaan, faham kebangsaan
dan semangat kebangsaan atau nasionalisme. Rasa kebangsaan merupakan
perekat paling dasar dari setiap anggota masyarakat bangsa yang karena
sejarah dan budayanya memiliki dorongan untuk menjadi satu dan bersatu
tanpa pamrih di dalam satu wadah Negara bangsa (nation-state).
Sedangkan faham kebangsaan ini lebih bernuansa intelektual. Dalam
implementasinya faham kebangsaan Indonesia disublimasikan dalam bentuk
Wawasan Nusantara yang mengamanatkan kesatuan di berbagai bidang.
Dari berbagai penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
peran pemuda atau kaum muda dalam ketahanan nasional itu penting. Dengan
pemahaman pada konsep-konsep dan semangat yang tinggi dalam setiap
pejuangan, pemuda merupakan agent of change bagi suatu bangsa.
Pembawaan pemuda yang berpikir kritis dan jauh memandang ke masa depan
menjadi modal dalam menjalankan kontribusinya bagi kemajuan suatu bangsa
demi terwujudnya ketahanan nasional.
Khikmatul Islah, S.IP
Mahasiswa Kajian Pengembangan Kepemimpinan, Prodi Kajian Ketahanan Nasional, Pascasarjana UI 2011
PKN 6 – Kemenpora
Referensi:
Usman, Wan, dkk. 2003. Daya Tahan Bangsa. Jakarta: Program Studi Pengkajian Ketahanan Nasional Universitas Indonesia.
Masdiana, Erlangga, Agus Susilo dan Suratman. 2008. Peran Generasi Muda dalam Ketahanan Nasional. Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga.
Amal, Ichlasul dan Armaidy Armawi. 1998. Regionalisme, Nasionalisme dan Ketahanan Nasional. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Maxwell, John C. 2005. The 360 Dgrees Leader. Nashville: Nelson Business.
Artikel dari:http://islahzone.wordpress.com/2012/02/24/peran-pemuda-dalam-ketahanan-nasional/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar